Lem tikus, yang sering digunakan sebagai metode pengendalian hama, telah dikenal karena sifat adhesifnya yang unik yang membedakannya dari lem konvensional. Tidak seperti lem biasa yang mengering dan mengeras, lem tikus tetap kental dan lengket, sehingga menawarkan mekanisme perangkap yang lebih lama bagi hewan pengerat, terutama tikus.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa lem ini tidak mengering seperti lem lainnya. Mari kita Simak pembahasannya dalam artikel berikut.

1. Komposisi Lem yang Unik
   Salah satu alasan utama adalah komposisi kimia dari lem tikus itu sendiri. Formulasi lem tikus biasanya terdiri dari polivinil asetat (PVA), polimer sintetis yang dikenal karena sifat lengket dan fleksibilitasnya, dikombinasikan dengan berbagai bahan lain seperti resin dan aditif yang meningkatkan kualitas perekatnya.
    
2. Daya Rekat yang Tinggi dan Tahan Lama
   Selain itu, lem tikus juga dirancang agar tahan lama. Jika lem mengering, maka daya rekatnya pun akan berkurang, yang dapat menyebabkan tikus lepas dari perangkapnya. Oleh karena itu, para produsen mengembangkan formula khusus dengan bahan polimer yang mempertahankan kerekatannya dalam jangka waktu lama.
    
3. Tidak Ada Pelarut yang Mudah Menguap
   Sebagian besar lem konvensional mengandalkan pelarut seperti air atau bahan kimia yang mudah menguap untuk membantu proses pengeringan. Ketika pelarut ini menguap, lem akan mengeras. Namun, lem tikus tidak menggunakan pelarut yang mudah menguap, sehingga lem ini tidak kering meskipun terpapar udara terbuka. Ini menjadi salah satu alasan mengapa lem tikus bisa tetap efektif dalam waktu lama tanpa kehilangan daya lekatnya.

Jadi, ketika Anda menggunakan lem tikus, Anda bisa merasa tenang mengetahui bahwa ia dirancang khusus untuk tetap lengket dan bekerja dengan baik dalam masing-masing situasi. Ini adalah fitur yang sangat berguna jika Anda ingin memastikan bahwa tikus tidak bisa dengan mudah melepaskan diri.

Selamat Mencoba!